Menjadi Pribadi Yang Sholih
A.Pengertian Pribadi Yang Sholih
Manusia adalah makhluk Allah swt yang
paling mulia dan paling sempurna bila dibandingkan dengan makhluk yang lain.
Sebagai orang yang beriman kita wajib yakin dan percaya, bahwa Allah swt tidak
akan menciptakan suatu makhluk sekecil apapun kecuali pasti ada maksud dan
tujuannya.
Kemuliaan manusia bukan didasarkan pada kesempurnaan bentuk fisik, kecerdasan akal pikiran, harta kekayaan yang berlimpah atau status sosial yang dimilikinya, akan tetapi semata-mata terletak pada sejauh mana potensi-potensi ruhaniah yang dimiliki manusia tersebut mau mengikuti petunjuk-petunjuk Allah swt sehingga mendorong jasmaninya untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya untuk mencapai derajat muttaqin.
Ibnu Hajar berkata, tentang bagaimana pribadi sholeh,
الْقَائِم
بِمَا يَجِب عَلَيْهِ مِنْ حُقُوق اللَّه وَحُقُوق عِبَاده وَتَتَفَاوَت دَرَجَاته
“Orang yang menjalankan
kewajiban terhadap Allah dan kewajiban terhadap sesama hamba Allah. Kedudukan
sholeh pun bertingkat-tingkat”
Hamba yang sholeh bukanlah yang hanya
memperhatikan ibadah, sholat dan dzikir. Hamba yang sholeh juga punya hubungan
yang baik dengan sesama.
Hamba
sholeh berarti tidak durhaka pada orang tua, tidak berlaku kasar pada istri,
tidak memutuskan hubungan silaturahim dengan tetangga, tidak berakhlak buruk
dengan kaum muslimin lainnya,
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Islam tidak selalu berbicara mengenai
ibadah wajib, tapi juga ibadah sosial. Tidak ada yang lebih penting dari yang
lainnya. Keduanya harus serimbang, seiring-sejalan. Saling melengkapi, saling
menyempurnakan. Melakukan ibadah wajib semata, adalah orang yang merugi, karena
belum memberi manfaat kepada sesama (bangsa dan negara). Sedangkan melakukan
ibadah sosial tanpa dibarengi ibadah wajib, maka akan sia-sia.
Berbicara tentang kesholehan pribadi dan
sosial maka kita akan berbicara mengenai akhlak. Sebagai umat islam, tentunya kita
juga wajib untuk berakhlak pribadi Islami. Akhlak Islami ini didasarkan pada
Al-Quran dan Sunah Rosul. Dan akhlak Rosul, sebagai mana dinyatakan Aisyah
dalam HR Muslim adalah “akhlak Rasulullah SAW adalah Al-Quran”. Jadi untuk
memahami akhlak pribadi islami, maka setiap umat islam diharapkan dapat
membaca, memahami dan akhirnya
melaksanakan apa saja yang menjadi kaidah akhlak yang sudah ditetapkan dalam
Al-Quran.
Rasulullah
saw adalah sosok yang shalih sekaligus mushlih. Mulia akhlaknya sekaligus
mengajak orang lain pada kemuliaan akhlak. Bersih dan lurus tauhidnya sekaligus
mengajak orang lain kepada tauhiid yang kokoh. Berat ujian yang dihadapi oleh
Rasulullah, namun sangat tinggi derajat beliau di sisi Allah SWT.
Solih
adalah manusia baik namun terbatas hanya untuk dirinya sendiri. Hal ini berbeda
dengan muslih yang mampu menggunakan kesolihannya untuk kebermanfaatan bagi
orang lain.
B. Contoh Amal Shalih
1. Tersenyum
Sebagaimana yang tertera
di dalam hadits “ Senyum mu kepada saudara mu adalah sedekah”.
2. Menyayangi binatang
3. Bersedekah
4. Menyantuni anak yatim
piatu
5. Menolong kepada sesama
manusia dan makhluk Allah lainnya
6. Menghormati orang yang
lebih tua
7. Berbuat baik terhadap
sesama.
Orang yang gemar beramal
saleh disebut sebagai orang yang saleh. Amal saleh berarti amal atau perbuatan
yang tidak merusak atau mengandung unsur kerusakan. Maka orang saleh berarti
orang yang terhindar dari kerusakan atau hal-hal yang bersifat buruk.
Dalam agama Islam, suatu
amal saleh akan sah jika memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Amal saleh dilakukan dengan mengetahui
ilmunya.
b. Amal saleh itu
dikerjakan dengan niat ikhlas karena Allah SWT.
c. Amal saleh itu
hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan Hadis.
Sementara, seseorang yang beramal saleh akan memperoleh manfaat sebagai berikut:
1) Diberi ampunan dan
pahala yang besar oleh Allah SWT Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam
Q.S. al-Maidah/5: 9 yang artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang
yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) mereka akan memperoleh ampunan dan
pahala yang besar.”
2) Diberi tambahan
petunjuk “Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat
petunjuk. Dan amal kebajikan yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi
Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya (Q.S. Maryam/19: 76).”
3) Diberi kehidupan yang
baik dan layak “Siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan (Q.S. an-Nahl/16: 97).”
4) Dihapuskan
dosa-dosanya “Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, pasti
akan Kami hapus kesalahan-kesalahannya dan mereka pasti akan Kami beri balasan
yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan (Q.S. al-Ankabut/29: 7).”
5) Dijauhkan dari
kerugian di dunia dan akhirat “Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta
saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (Q.S.
al-‘Asr/103: 1-3).”
C.Cara Menjadi
Pribadi Yang Shalih
1. Menanamkan rasa syukur
Bersyukur adalah sebuah
kata yang mudah diucapkan tapi sulit dilakukan. Sebagai manusia, kadang kita
sering merasa tak puas akan segala yang sudah dimiliki. Ketidakpuasan ini
membawa kita semakin jauh dari nikmatnya bersyukur.
Kalau kamu ingin memiliki
kualitas diri yang lebih baik, cobalah untuk bersyukur dalam segala hal.
Kebiasaan bersyukur akan membuatmu jadi seseorang yang positif. Kamu juga akan
merasa lebih bahagia jika selalu mengucap syukur setiap waktu.
2. Menumbuhkan hubungan
sosial yang lebih positif
Pergaulan memang cukup
menentukan terbentuknya pribadi seseorang. Jika kita berkawan dekat dengan
seseorang yang mudah marah, maka bukan hal yang mustahil jika suatu saat kita
juga akan menjadi sosok yang pemarah.
Mari perbaiki hubungan
sosialmu dengan orang-orang di sekitar. Bergaullah dengan orang-orang yang bisa
membawa positive vibes pada dirimu.
3. Tidak
berlebih-lebihan.
Hendaknya menghindari
berlebihan dalam menikmati kenikmatan dunia, serta mempersiapkan diri dalam
menghadapi segala kesusahan hidup, baik dalam ibadah maupun dikala menimpa
ujian.
4. Waspada keduniawian
Hendaknya menjadi orang
yang waspada dari kedudukan, jabatan yang mulia, serta membuka diri dengan
kerendahan hati.
5. Memanfaatkan waktu
senggang
Hendaknya menggunakan
waktu senggang, serta membuka pintu kesungguhan demi mencapai tujuan.
6. Memanfaatkan harta
dengan sebaik-baiknya
Hendaknya menggunakan
kekayaan sebaik-baiknya bukan untuk berfoya-foya, serta mencoba merasakan nasib
orang yang merasakan kekurangan. Hal ini bertujuan agar kita mampu merasakan
seperti yang mereka rasakan, sehingga timbul kesadaran akan kepedulian terhadap
mereka dengan membantu bantuan yang mereka miliki.
7. Membatasi angan dan
meyiapkan kematian.
Hendaknya membatasi dan
menutup pintu yang selalu ingin berangan-angan, dengan membuka pintu persiapan
kematian yang akan dihadapi.
8. Menyedikitkan tidur
Hendaknya mengurangi
nikmatnya tidur, serta membuka pintu agar selalu terjaga, karena orang yang
kebanyakan tidur, segala urusannya menjadi diundur-undur.
SUMBER :
https://www.pemudanurulmusthofa.org/2022/07/definisi-pribadi-yang-sholeh.html
http://www.darunnun.com/2019/11/menjadi-pribadi-yang-sholeh-individu.html
https://islami.co/enam-cara-menjadi-orang-shaleh/v
https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/macam-macam-amal-shaleh
Komentar
Posting Komentar