Hamra'al Asad

 

Peristiwa Hamra’al Asad




     Peristiwa Hamra’al Asad adalah sebuah peristiwa yang terjadi pada 24 Maret 625/Syawal 3 Hijriah di Hamra’al Asad,sehari setelah perang Uhud. Hamra’ul Asad adalah sebuah tempat tanah luas yang berada di tepi gunung Air, disana terdapat sebuah gunung yang disebut gunung Hamra’ul Asad. Peristiwa ini terjadi antara Kaum Muslimin dengan Kaum Quraisy.

     Hamra’ul Asad adalah kisah keberanian dan ketangguhan Rosulullah dan para sahabat mulia. Hamra’ul Asad menjadi saksi sebuah ketaatan tiada bandingnya, saksi atas cinta yang tiada pernah padam di berbagai keadaan.

1.     Persiapan Peperangan

     Nabi Muhammad ﷺ bukanlah orang yang mudah menyerah. Beliau contoh pemimpin terbaik yang tak membiarkan mental sahabatnya diserang kelemahan dan kejatuhan. Setelah peperangan uhud terjadi dan kemenangan didapatkan oleh kaum Quraisy. Melihat orang-orang Quraisy yang belum pergi jauh dari Uhud, sementara saat itu Madinah dalam keadaan duka, Rasulullah ﷺ membuat gerakan serangan kilat!. Kaum Muslimin yang kalah dalam perang Uhud sedang kembali ke Madinah bersama dengan para prajurit yang terluka dalam jumlah yang banyak. Keesokan harinya, Ketika para prajurit sedang merawat prajurit-prajurit yang terluka, dan kaum muslimin baru selesai menjalankan sholat subuh, tiba-tiba mereka mendengar seruan Rasul. Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk kembali mengejar musuh dan tidak ada yang akan menyertai beliau selain dari yang hadir di Uhud. Hal ini menurut para ulama bertujuan agar tidak didasari dengan rasa dendam.  Beliau melakukan ini setelah mendengar rencana licik kaum Quraisy untuk menyerang kembali kota Madinah. Sebagian referensi menyebutkan jumlah kaum muslimin yang mengikuti peperangan ini sebanyak 60 atau 70 orang saja.

      Bagaimanapun juga, para prajurit tetap mengikuti perintah yang diberikan oleh Rasulullah SAW. Mereka siap untuk kembali memerangi musuh Allah. Jabir Bin Abdullah Al-Ansari adalah satu satunya orang yang tidak hadir dalam peperangan uhud tetapi diizinkan untuk menghadiri perang Hamra’al Asad oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad saw menyerahkan benderanya kepada Ali Bin Abi Thalib, dan pendapat lain diberikan kepada Abu Bakar. kemudian pergi ke masjid dan melaksanakan salat, bersiap dan berangkat menuju medan pertempuran.

     Gerakan dan semangat yang dikobarkan oleh kaum muslimin ini terus menerus membara dari semenjak mereka berangkat dari kota madinah sampai di Hamra’ Al-Asad. Menurut Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi lokasi itu berjarak kurang lebih sekitar 13 mil dari kota madinah. Jarak tersebut tentu saja jarak yang sangat jauh apalagi ditempuh hanya dengan jalan kaki dan berkendara hewan saja (seperti kuda dan unta).

 2.     Pengejaran Musuh

     Nabi Muhammad mengutus tiga orang bani Aslam ke rumah Thali'ah untuk mengikuti musuh. Ketiga orang ini bertemu dengan pasukan Quraisy di tempat yang bernama Hamra al-Asad. Namun kedua utusan itu akhirnya syahid di tangan kaum musyrikin. Ketika Rasulullah dan para sahabatnya sampai di Hamra al-Asad, mereka berkemah di sana. Pasukan kaum Muslimin atas perintah Nabi menyebar dan mengumpulkan kayu kering sebanyak-banyaknya dan menyalakan api dalam jumlah yang banyak hingga mencapai 500 hingga terlihat dari jarak yang jauh dan dapat menerangi serta dilihat dari berbagai penjuru dari kejauhan. Hal ini dilakukan juga agar melemahkan mental musuh umat Islam karena mengira jumlah kaum muslimin sangatlah banyak sehingga menyurutkan semangat mereka untuk menghadapi peperangan dengan kaum muslimin.

      Tiga hari mereka berada di Hamra’ul Asad menghadang musuh dengan luka-luka yang masih menganga, merancang srategi yang membuat musuh takut.

 


      Kejadian ini sampai diabadikan dalam Al-Qur’an dan merupakan pujian untuk para sahabat Nabi, Allah SWT melalui firmannya :

 

الَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ

 

“(Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar”. (Q.S Al-Imran : 172)

 

     Ketika kaum musyrikin berada di Rauha. Abu Sufyan selaku pemimpin pasukan Quraisy masih memikirkan tentang serangan kembali dan masih membujuk kaum musyrikin untuk menyerang kembali ke Madinah.Saat itu, Ma’bad bin Abi Ma'bad Khuza’'I seorang yang terlibat dalam perjanjian dan penolong Nabi, bertemu dengan Abu Sufyan.

      Ia berbicara dengan Abu Sufyan, dengan puisi-puisinya dan syair-syairnya menghilangkan pikiran Abu Sufyan sehingga tidak menyerang Madinah lagi. Kepada Abu Sufyan ia berkata: Muhammad datang ke Hamra al-Asad dengan orang-orang yang telah siap untuk berperang dan selama umurku, aku tidak melihat wajah seperti ini.

      Karena itulah Ma’bad bin Abu Ma’bad Al-Khuza’I menjadi seorang yang memiliki peran besar dalam peristiwa ini. Namun, Abu Sufyan pada awalnya tidak berputus asa, lalu menghantar pesanan melalui kelompok Abdul Qais supaya melalui pasukan Rasulullah dan memberitahu bahwa pasukan musyrikin akan tetap ke Madinah. Respon Baginda dan para sahabat: “Cukuplah Allah sebagai penolong terbaik bagi kita.

    Namun, pada akhirnya, kaum Musyrikin yang lelah dari perang dan sudah senang dengan kemenangan yang dicapai, karena takut kepada kaum Muslimin, akhirnya memutuskan untuk kembali ke Mekah. Peristiwa ini berakhir tanpa kontak senjata, karena orang-orang musyrikin Mekah lari ketakutan mendengar kabar tentang kedatangan Rasulullah dan pasukannya.

        Rasulullah ﷺ bersama Kaum Muslimin pulang dari Hamra'ul Asad penuh dengan kemenangan dan optimisme. Beliau berhasil menata kembali mental sahabatnya dan membalikkan keadaan tanpa harus melakukan upaya berdarah-darah. Apa yang hari ini kita sebut sebagai proxy war, perang urat syaraf, digunakan oleh Rasulullah ﷺ untuk mengelabuhi Kaum Musyrikin yang akhirnya tak jadi menyerang Madinah.

 

 

Sumber :

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Hamra%27_al-Asad

https://id.wikishia.net/view/Perang_Hamra_al-Asad

https://hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/2016/02/06/88874/hamraul-asad-dan-ketaatan-sahabat.html

https://tafsirq.com/3-ali-imran/ayat-172

https://iluvislam.com/perang-hamra-al-asad-bukti-kaum-muslimin-tidak-putus-asa/

https://www.rendrafr.com/2020/06/hamra-asad-bukti-bahwa-di-uhud-kita.html

 

 

Komentar

Postingan Populer